Kamis, 11 Februari 2016



LAPORAN PRAKTIKUM KEJURUAN
PEMBUATAN MINYAK KEMIRI
DENGAN CARA EKSTRASI SOXHLET








Disusun Oleh :

Nama               : Muh Inggrit Nesa Alfian
NIS                 : 888
No.Ujian         : 03-135-057-8



BIDANG STUDI TEKNIK DAN REKAYASA
PROGRAM  STUDI TEKNIK KIMIA
KOMPETENSI KEJURUAN KIMIA INDUSTRI
AMK NEGERI 1 PANJATAN
2016





LEMBAR PENGESAHAN




LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN MINYAK KEMIRI



Disusun Oleh :

Nama               : Muh Inggrit Nesa Alfian
NIS                 : 888
No.Ujian         : 03-135-057-8





Mengetahui                                                     Panjatan 11 Februari 2016
Ketua Program Keahlian                                                         Penguji Internal
        Kimia Industri




Sri Mulyani,S.T.                                            Fitriyani Yetti Handayani,S.T.
NIP.19740621 200604 2 021                                    NIP.19770918201001 2 007




                                                   Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Panjatan




    Drs. E. Sigit Nursugiantoro
            Pembina,IV/a
NIP. 19590501 198602 1 005




Kata Pengantar 

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Ujian Kompetensi Kejuruan ini dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Tujuan dari Ujian Kompetensi Kejuruan ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan di SMK Negeri  1 Panjatan.
Laporan Ujian Kompetensi Kejuruan ini dapat diselesaikan atas bimbingan,bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih pada pihak-pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Laporan Ujian Kompetensi Kejuruan yaitu kepada :
1.      Drs.E. Sigit Nursugiantoro selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Panjatan
2.      Sri Mulyani, S.T. sebagai pembimbing dari sekolah yang senantiasa membimbing dengan baik
3.      Wahid Sujarwo,S.T. dan Ibu Fitriyani Yetti Handayani,S.T. sebagai guru Prduktif yang telah membantu dan memberi motifasi dukungan dan bimbingan.
4.      Bapak,Ibu Guru SMK N 1 Panjatan yang telah memberi dukungan.
5.      Ayah,Ibu,Kakak,dan Teman-teman atas dukungan dan do’anya.

Dalam penulisan laporan ini kami masih merasa banyak kekurangan. Oleh karena Itu, segala kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi penyempurnaan laporan ini.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang membuthkan khususnya bagi kami,sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai









                                                                                    Panjatan 11 Februari 2016




Penyusun



Daftar isi


HALAMAN JUDUL................................................................................................ I         
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... II
KATA PENGANTAR.............................................................................................. III
DAFTAR ISI............................................................................................................. IV
TUJUAN ................................................................................................................... 1
DASAR TEORI........................................................................................................ 1                                              ...............................................................................................................................................                                     ...............................................................................................................................................
ALAT DAN BAHAN............................................................................................... 5
RANGKAIAN ALAT.............................................................................................. 6                                              ...............................................................................................................................................                        
DAP........................................................................................................................... 7         
CARA KERJA.......................................................................................................... 8
DATA PERCOBAAN.............................................................................................. 9
PEMBAHASAN....................................................................................................... 10
 KESIMPULAN........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11





























      I.            Tujuan
1.      Siswa dapat membuat ekstrak minyak kemiri sesuai prosedur yang benar
2.      Siswa dapat mengetahui kandungan minyak kemiri
3.      Menghitung randemen minyak hasil ekstraksi

   II.            Dasar teori

A.    Kemiri
Kemiri (aleuritas moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah – rempah. Kemiri terutama ditanam untuk bijinya, yang setelah diolah sering digunakan dalam masakan Indonesia. Kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan tekstur dengan macadamia yang juga memeiliki kandungan minyak yang hampir sama. Inti biji kemiri mengandung 60 – 66% minyak. Penanaman kemiri modern kebanyakan hanya untuk memperoleh minyaknya. Dalam setiap penanaman masing – masing pohon akan menghasilkan sekitar 30 – 80 kg kacang kemiri dan sekitar 15 – 20% dari berat tersebut merupakan minyak yang didapat. Minyak kemiri terutama megandung asam oleostearat. Minyak yang lekas mongering ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapisi kertas agar anti air. Bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti karet dan lain – lain. Dalam penulisan lontar, bii  kemiri yang telah dibakar digunakan untuk menghitamkan tulisan pada lebaran – lembaran lontar. Kemiri mempunyai sifat untuk mengatasi dan mengobati peyakit diare, disentri,msakit perut, sembelit, demam, dan juga sariawan. Manfaat kemiri disebabakan karena kandungan yang ada di dalamnya seperti sponin, falvonoida, dan polifenol. Komponen tersebut merupakan komponen  yang baik bagi manusia.  Terdapat kandungan gi di dalam kemiri seperti protein, lemak, dan jugabkarbohidrat. Kandungannya yang penting di dalam kemiri adalah vitamin , asam sulfate, serta foto sentrol yang bias membantu menghambat terjadinya pembentukan kolesterol.
B.     Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organikyang tidak larut atau bercampur dengan air, tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam, awam adalah terasa licin saat dipegang. Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam, serta tidak larut pada air, larut dalam pelarut organik non – polar, misalnya dietil eter( C2H5OC2H5), benzene dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama. Jadi minyak juga merupakan senyawa ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Dalam pembentukan minyak, enzim denaturase akan membantu memasukan ikatan rangkap pada posisi tertentu dirantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak.
C.    Ekstraksi
·         Pengertian Proses Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat ke dalam komponen – komponennya berdasarkan perbedaan kelarutannya dengan mengguankan zat pelarut atau solven sebagai pemisah atau “ separating agent” dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satunpelarut ke pelarut yang lain. Apabila komponen yang dipisahhkan berada dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau ”LEACHING”, sedangkan istilah “ EKSTRAKSI” umum dipakai jika soluter berada dalam fase cair. Seringkali campuran bahan padat dan cair ( misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanisn atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap  panas, beda sifat – sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
Berikut adalah istilah – istilah yang umumnya digunakan dalma proses ekstraksi    Bahan ekstraksi           : campuran bahan yang akan diekstraksi
Pelarut                         : cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi Ekstrak                  : bahan yang dipisahkan dari bahan ekstaksi ( hasil)
Larutan ekstrak           : pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
Rafiant                        :bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya ( residu)
Ekstraktor                   : alat ekstraksi
Ekstraksi padat – cair  : ekstraksi dari bahan padat
Ekstraksi cair – cair     : ekstraksi dari bahan cair
·         Penerapan Teknologi Ekstraksi
Penerapan teknologi ekstraksi diantaranya adalah dalam industri – industri berikut:
1.      Dalam produksi bahan bakar pada industry nuklir, proses cairan – cairan coal tar.
2.       Pemisahan hidrokarbon pada industry petrokimia
3.      Pemisahan aromatik dari minyak bakar berbasis kerosin untuk meningkatkan kuallitas pembakaran.
4.      Pemisahan aromatik dari senyawa parifin atau nafta untuk meningkatkan karakter viscositas suhu suatu minyak pelumas.
5.      Pengambilan senyawa relative murni seperti benzena, toluene dan xylene dari reformat yang dihasilkkan secara katalistis pada industri.
6.      Produksi asam asetat anhidrat.
7.      Ekstraksi fenol dari larutan coal tar
8.      Permurnian penisilin
·         Tahap Tahap Ekstraksi
1.      Mencampur bahan ekstraksi dan pelarut dan membiarkannya saling berkontak. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi yang sebenarnaya, yaitu pelarut ekstrak.
2.      Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi.
3.      Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut. Dalam hal – hal tertentu, larutn ekstrak dapat langsung diolah lebih lanjut atau diolah setelah dipekatkan.
·         Penyiapan  Bahan  yang akan Diekstrak dan Pelarut
Di dalam pemilihan solven untuk operasi ekstraksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1.      Selektivitas solven
2.      Kemampuan tidak saling campur
3.      Kelarutan
4.      Densitas
5.      Titik didih
6.       Kemudahan pemungutan kembali solven
7.      Tegangan antarmuka
8.      Reaktivitas kimia
9.      Sifat – sifat lain.
·         Macam – Macam Ekstraksi
1.      Ekstraksi cair – cair
Ekstraksi  cair – cair adalah proses ekstraksi  yang dilakukan untuk memisahkan larutan ( cair) dengan pelarut atau solven yang juga berupa cairan. Prinsip metode ekstraksi cair – cair adalah berdasarkan pada perbedaan koefisien distribusi zat telarut dalam dua larutan yang berbeda fasa dan tidak saling campur. Bila suatu zat terlarut terdistribusi diantara dua larutan larutan yang tidak saling bercampur, berlaku hukum mengenai konsentrasi zat terlarut dalam kedua fase kesetimbangan. Prinsip kerjanya adalah pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan.contoh proses ekstraksi cairan adalah campuran aseton dan air diekstraksi dengan metil isobuti keton dan masih bannyak lagi.
2.      Ekstraksi padat -  cair
Ekstraksi padat cair adalah proses ekstraksi yang dilakukan untuk memisahkan padatan dengan pelarut yang juga berupa cairan. Ekstraksi padat cair disebut juga pengurasan (leaching). Sebagai  contoh pembuatan ester( essence) untuk bau – bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari – hari ialah pelarutan komponen – komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.
Leaching dibagi menjadi dua yaitu,
1.      Percolation ( liquid added into solids)
Pelarut dikontakan dengan padatan melalui proses tunak ataupun tak tunak. Metode ini lebih banyak digunakan untuk pemisahan campuran solid – liquid dimana jumlah padatan sangat besar dibandingkan fase liquid.
2.      Dispersed solids ( solids added into liquid)
Pada metode ini,padatan dihancurkan terlebih dahulu menjadi pecahan kecil sebelum dikontakan dengan pelarut. Metode ini  populer karena tingkat kemurnian hasil prosses sehingga dapat menyeimbangi biaya operasi pemisahan yang tinggi.
D.    Destilasi
·         Pengertian destilasi
Destilasi ( penyulingan) adalah proses pemisahaan komponen dari suatu campuran yang berupa larutan cair cair dimana karakteristik dari campuran tersebut adalah mampu campur dan mudah menguap ( volatile), selain itu komponen komponen tersebut mempunyai perbedaan tekanan uap dan hasil pemisahaan menjadi komponen komponen atau keompok kelompok komponen. Karena adanya perbedaan tekanan uap, maka dapat dikatakan pula proses penyulingan merupakan proses pemisahan komponen komponennya berdasarkan perbedaan titik didihnya.
·         Macam – Macam Teknik Destilasi
1.      Destilasi sederhana
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh berbeda. Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didihnya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar benar murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
2.      Destilasi bertingkat ( fraksionasi)
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substans kimia yang lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak. Contoh proses destilasi bertingkat yaitu permurnian minyak bumi untuk memisahkan gas, bensin, minyak tanah, dan sebagian dari minyak mentah.
3.      Destilasi uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa – senyawa yang memiliki titik didih mencapai 2000C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa – senyawa ini dengan suhu mendekati 1000C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seprti minyak eucalyptus, minyak spritus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
 Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambahkan juga pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke dalam labu destilat.
4.      Destilasi azeotrop
Digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop( campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tenaga tinggi.
5.      Destilasi vakum( destilasi tekanan rendah)
Destilasi vakum adalah teknik pemisahan  du komponen yang titik didihnya sangat tinggi. Metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendestilasinya tidak perlu terlalu tinggi. Destilasi yang dilakukan dalam tekanan operasi ini biasanya karena beberapa alasan yaitu.
Ø  Sistem penguapan relatif antar komponen biasanya meningkat seiring dengan menurunnya bolling temperature.
Ø  Destilasi pada temperature rendah dilakukan ketika mengolah produk yang sensitif terhadap variabel temperature.
Ø  Proses pemisahan dapat dilakukan terhadap komponen dengan tekanan uap yang sangat rendah atau komponen dengan ikatan yang dapat terputus pada titik didihnya.
Ø  Reboiler dengan temperatur yang rendah yang menggunakan sumber energi dengan harga yang lebih murah sepeti steam dengan tekanan rendah atau air panas.
6.      Refluks / destruksi
Refluks dialakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi – reaksi senyawa organik adalah “ lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik perekasi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks.
7.      Destilasi kering
Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan untuk mendapatkan fase uap dan cairnya. Contoh untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
·         Tahap – Tahap Destilasi
1.      Keadaan awal
Mula – mula, pada cairan terdapat campuran Adan B, dimana karakteristikdari komponen komponen tersebut adalah komponen A lebih mudah menguap dibandingkan komponen B.
2.      Campuran diuapkan sebagian, uap dan cairnya dibiarkan dalam keadaan setimbang.
3.      Uap dipisahkan dari cairannya dan dikondensasi




III.            Alat dan Bahan

A.   Alat
-Labu Ekstraksi                                   -Cawan porselin
-Labu destilasi                                     -Neraca Digital
-Soxhlet                                               -Oven
-Pendingin balik                                  -Desikator
-Pendingin leibig                                 -Gelas ukur 5ml & 25ml
-Adaptor                                             -Termometer
-Pompa air                                           -Wadah
-Selang pendingin                               -Kaki tiga
-Kompor listrik                                    -Botol bening
-Erlemeyer                                           -Corong Gelas
-Gelas ukur 100ml                               -Statif & cleam




B.   Bahan
-Kemiri                                    -Pelarut                                                -Aquades                                 -Karet 
-Gips























IV.            Rangkaian Alat
                                 



  V.            DAP(Rangkaian alat Destilasi)

 







VI.            Cara kerja

Pelaksanaan Ekstraksi
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Haluskan biji kemri
3.      Timbang massa kemiri 35 gram, bungkus kemiri dengan kertas saring dan masukan ke dalam soxhlet.
4.      Masukan batu didih ke dalam labu ekstraksi, masukan pelarut n – heksan 150 ml
5.      Merangkai alat ekstraksi
6.      Pastikan pending lancer
7.      Lakukan ekstraksi selama 2 jam setelah mendidih
8.      Setelah 2 jam rafinat dikeluarkan dan diperas
9.      Timbang rafinat terlebih dahulu, lakukan pengovenan selama 30 menit dengan temperature suhu 80-850C
10.  Dinginkkan di desikator selama 15 menit
11.  Lakukan penimbangan rafinat
12.  Hasil ekstrak diukur dan dilakukan pemurnian dengan destilasi

Pelaksanaan Destilasi
1.      Masukan ekstrak ke dalam labu destilasi, tambahkan batu didih
2.      Susun rangkaian alat destilasi
3.      Lakukan destilasi ± 1 jam
4.      Setelah proses destilasi, pelarut n – heksan dimasukan kembali ke dalam botol bekas n – heksan
5.      Minyak yang diperoleh diukur , masukan ke dalam cawan dan di oven selama 30 menit dengan suhu 800C
6.      Diamkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang
7.      Lakukan pengovenan kembali hingga volume minyak kemiri konstan
8.      Lakukan perhitungan

Pengukuranmassa jenis minyak kemiri
1.      Timbang piknometer kosong
2.      Menimbang piknometer + aquades (3x)
3.      Menimbang piknometer + minyak kemiri (3x)
4.      Menimbang massa jenis minyak kemiri
5.      Membandingkan dengan massa jenis minyak kemiri menurut SNI





VII.            Data Percobaan

a.       Volume minyak kemiri = 12,6 ml
b.      Volume pelarut             = 105 ml
c.       Bau  minyak  kemiri      = Sedikit bau n-heksana
Pengukuran Densitas :
Penimbangan ke
Gelas ukur kosong
Gelas ukur + Aquades
Gelas ukur + Minyak kemiri
I
21.54 gram
31,38 gram
30,68 gram
II
21.54 gram
31,50 gram
30, 61 gram
III
21.54 gram
31,53 gram
30,60 gram
Rata-rata
21.54 gram
31,47 gram
30,63 gram


Perhitungan
Kalibrasi                    =
=
=9,96

  minyak kemiri       =

                                    =
                                    = 0,91 gram/ml

                                         

Randemen minyak kemiri                =  x100%
=x 100%

                                                            = 22,36 %

Indeks bias  = 14,73






Analisis ekonomi
1.      Alat

No
Nama alat
Harga alat
1.
Labu ekstraksi
Rp. 148.000,-
2.
Labu destilasi
Rp. 148.000,-
3.
Soxhlet
Rp. 690.000,-
4.
Pendingin balik
Rp. 295.000,-
5.
Pompa air
Rp. 435.000,-
6.
Selang pendingin
Rp. 6.500,-
7.
Kompor listrik
Rp. 235.000,-
8.
Statik dan klem
Rp. 340.000,-
9.
Cawan porselin
Rp. 14.000,-
10.
Neraca digital
Rp. 3.800.000,-
11.
Kertas saring
Rp. 10.000,-
12.
Tali
Rp. 1.000,-
13.
Kasa
Rp. 10.000,-
14.
Termometer
Rp. 20.000,-
15.
Oven
Rp. 23.500.000,-
16.
Desikator
Rp. 535.000,-
17.
Labu destilasi
Rp. 250.000,-
18.
Adaptor
Rp. 85.000,-
19.
Erlenmeyer
Rp. 54.000,-
20.
Gelas ukur 10 ml
Rp. 80.000,-
21.
Gelas ukur 5 ml
Rp. 80.000,-
22.
Karet gelang
Rp. 500,-
23.
Kaki tiga
Rp. 21.500,-
24.
Sendok bebek
Rp. 500,-
25.
Panci
Rp. 8.000,-
26.
Botol kaca bekas
Rp. 2.000,-
27.
Pendingin leibig
Rp. 280.000,-
Total Harga Barang
Rp. 31.103.000,-



2.      Bahan

No
Nama bahan
Harga bahan
1.
Kemiri
Rp. 10.000,-
2.
n-heksan
Rp. 150.000,-
3.
Aquades
Rp. 30.000,-
4.
gips
Rp. 15.000,-
Total Harga Bahan
Rp. 205.000,-

















VIII.            Pembahasan

Dari percobaan isolasi minyak kemiri yang telash dilakukan dapat dianalisa bahwa minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi biji kemiri yang telah dihaluskan dengan metode soxhlet.
Lalu setelah diekstraksi ,dilanjutkan dengan proses destilasi untuk memisahkan minyak kemiri yang terdapat didalam pelarut.
Biji kemiri yang akan diekstrak harus digerus dulu sampai halus karena untuk mempermudah minyak nabati yang ada di dalam biji kemiri terekstrak oleh pelarut yang digunakan. Ini berhubungan dengan ukuran partikel yang semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh agar lebih mudah terekstrak. Pelarut yang digunakan yaitu n-heksana. N-heksana digunakan sebagai pelarut karena memiliki tingkat kepolaraan yang relatif sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa non polar.
Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi. Pada saat proses ekstraksi akan mengalami proses sirkulasi maka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh minyak yang lebih banyak. Kemudian metode ekstraksi ini memiliki keuntungan dan kerugian. Dimana keuntungannnya yaitu menggunakan penyari yang sedikit sebab  penyari itu juga yang akan digunakan kembali untuk mengulang percobaan ,sedangkan kerugiannya tak dapat menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras dan pengerjaannya rumit dan agak lama,karena harus diuapkan dievaporator untuk memperoleh ekstrak kental. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan,sampel,waktu ekstraksi,tipe dan kuantitas pelarut dan suhu pelarut.
Setelah ekstraksi dilanjutkan dengan proses pemisahan pelarut dari minyak dengan cara destilasi,dimana pelarutnya akan menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih yang lebih rendah.
           







IX.            Kesimpulan

·         Densitas minyak kemiri    = 0,9126 gram/ml (belum memenuhi SNI,yaitu 0,9240-0,9290)
·         Randemen minyak kemiri = 32,8 %
·         Volume minyak kemiri     = 12,6 ml
·         Warna minyak kuning bening
·         Bau minyak kemiri = sedikit berbau n-heksan




  X.            Daftar pustaka



















Lampiran
 



   

1 komentar: