LAPORAN
PRAKTIKUM KEJURUAN
PEMBUATAN
MINYAK KEMIRI
DENGAN CARA
EKSTRASI SOXHLET
Disusun Oleh :
Nama
: Muh Inggrit Nesa Alfian
NIS :
888
No.Ujian : 03-135-057-8
BIDANG STUDI TEKNIK DAN REKAYASA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
KOMPETENSI KEJURUAN KIMIA INDUSTRI
AMK NEGERI 1 PANJATAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN MINYAK KEMIRI
Disusun Oleh :
Nama
: Muh Inggrit Nesa Alfian
NIS
: 888
No.Ujian : 03-135-057-8
Mengetahui Panjatan
11 Februari 2016
Ketua
Program Keahlian Penguji
Internal
Kimia Industri
Sri Mulyani,S.T. Fitriyani Yetti Handayani,S.T.
NIP.19740621
200604 2 021 NIP.19770918201001 2 007
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Panjatan
Drs. E. Sigit Nursugiantoro
Pembina,IV/a
NIP. 19590501 198602 1 005
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Ujian
Kompetensi Kejuruan ini dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Tujuan dari Ujian Kompetensi Kejuruan ini adalah
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan di SMK
Negeri 1 Panjatan.
Laporan Ujian Kompetensi Kejuruan ini dapat
diselesaikan atas bimbingan,bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih pada
pihak-pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Laporan Ujian Kompetensi
Kejuruan yaitu kepada :
1. Drs.E. Sigit Nursugiantoro selaku
Kepala Sekolah SMK N 1 Panjatan
2. Sri Mulyani, S.T. sebagai pembimbing
dari sekolah yang senantiasa membimbing dengan baik
3. Wahid Sujarwo,S.T. dan Ibu Fitriyani
Yetti Handayani,S.T. sebagai guru Prduktif yang telah membantu dan memberi
motifasi dukungan dan bimbingan.
4. Bapak,Ibu Guru SMK N 1 Panjatan yang
telah memberi dukungan.
5. Ayah,Ibu,Kakak,dan Teman-teman atas
dukungan dan do’anya.
Dalam penulisan laporan ini kami masih merasa banyak
kekurangan. Oleh karena Itu, segala kritik dan saran dari semua pihak kami
harapkan demi penyempurnaan laporan ini.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang membuthkan khususnya bagi
kami,sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai
Panjatan
11 Februari 2016
Penyusun
Daftar isi
HALAMAN JUDUL................................................................................................ I
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... II
KATA PENGANTAR.............................................................................................. III
DAFTAR ISI............................................................................................................. IV
TUJUAN ................................................................................................................... 1
DASAR TEORI........................................................................................................ 1 ............................................................................................................................................... ...............................................................................................................................................
ALAT DAN BAHAN............................................................................................... 5
RANGKAIAN ALAT.............................................................................................. 6 ...............................................................................................................................................
DAP........................................................................................................................... 7
CARA KERJA.......................................................................................................... 8
DATA PERCOBAAN.............................................................................................. 9
PEMBAHASAN....................................................................................................... 10
KESIMPULAN........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11
I.
Tujuan
1. Siswa dapat membuat ekstrak
minyak kemiri sesuai prosedur yang benar
2. Siswa dapat mengetahui
kandungan minyak kemiri
3. Menghitung randemen minyak
hasil ekstraksi
II.
Dasar
teori
A.
Kemiri
Kemiri
(aleuritas moluccana) adalah tumbuhan
yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah – rempah. Kemiri
terutama ditanam untuk bijinya, yang setelah diolah sering digunakan dalam
masakan Indonesia. Kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan tekstur dengan macadamia yang juga memeiliki kandungan
minyak yang hampir sama. Inti biji kemiri mengandung 60 – 66% minyak. Penanaman
kemiri modern kebanyakan hanya untuk memperoleh minyaknya. Dalam setiap
penanaman masing – masing pohon akan menghasilkan sekitar 30 – 80 kg kacang
kemiri dan sekitar 15 – 20% dari berat tersebut merupakan minyak yang didapat.
Minyak kemiri terutama megandung asam oleostearat.
Minyak yang lekas mongering ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai
pernis atau cat, melapisi kertas agar anti air. Bahan sabun, bahan campuran
isolasi, pengganti karet dan lain – lain. Dalam penulisan lontar, bii kemiri yang telah dibakar digunakan untuk
menghitamkan tulisan pada lebaran – lembaran lontar. Kemiri mempunyai sifat
untuk mengatasi dan mengobati peyakit diare, disentri,msakit perut, sembelit,
demam, dan juga sariawan. Manfaat kemiri disebabakan karena kandungan yang ada
di dalamnya seperti sponin, falvonoida,
dan polifenol. Komponen tersebut
merupakan komponen yang baik bagi
manusia. Terdapat kandungan gi di dalam
kemiri seperti protein, lemak, dan jugabkarbohidrat. Kandungannya yang penting
di dalam kemiri adalah vitamin , asam sulfate, serta foto sentrol yang bias
membantu menghambat terjadinya pembentukan kolesterol.
B.
Minyak
Minyak
adalah istilah umum untuk semua cairan organikyang tidak larut atau bercampur
dengan air, tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang
dikenal awam, awam adalah terasa
licin saat dipegang. Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam, serta tidak larut
pada air, larut dalam pelarut organik non – polar, misalnya dietil eter( C2H5OC2H5),
benzene dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama. Jadi minyak juga
merupakan senyawa ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan
gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai
hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Dalam pembentukan minyak, enzim denaturase akan membantu memasukan
ikatan rangkap pada posisi tertentu dirantai asam lemak. Enzim akan terus
bekerja berurutan hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak.
C.
Ekstraksi
·
Pengertian Proses Ekstraksi
Ekstraksi
adalah proses pemisahan suatu zat ke dalam komponen – komponennya berdasarkan
perbedaan kelarutannya dengan mengguankan zat pelarut atau solven sebagai pemisah
atau “ separating agent” dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua
pelarut yang tidak bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari
satunpelarut ke pelarut yang lain. Apabila komponen yang dipisahhkan berada
dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau ”LEACHING”, sedangkan istilah “
EKSTRAKSI” umum dipakai jika soluter berada dalam fase cair. Seringkali
campuran bahan padat dan cair ( misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar
sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanisn atau termis yang telah
dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat
erat, peka terhadap panas, beda sifat –
sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu
rendah.
Berikut
adalah istilah – istilah yang umumnya digunakan dalma proses ekstraksi Bahan ekstraksi : campuran bahan yang akan diekstraksi
Pelarut
: cairan yang
digunakan untuk melangsungkan ekstraksi Ekstrak : bahan yang dipisahkan dari bahan ekstaksi ( hasil)
Larutan ekstrak : pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
Rafiant
:bahan ekstraksi
setelah diambil ekstraknya ( residu)
Ekstraktor
: alat ekstraksi
Ekstraksi
padat – cair : ekstraksi dari bahan padat
Ekstraksi
cair – cair : ekstraksi dari bahan
cair
·
Penerapan Teknologi Ekstraksi
Penerapan
teknologi ekstraksi diantaranya adalah dalam industri – industri berikut:
1. Dalam
produksi bahan bakar pada industry nuklir, proses cairan – cairan coal tar.
2. Pemisahan hidrokarbon pada industry petrokimia
3. Pemisahan
aromatik dari minyak bakar berbasis kerosin untuk meningkatkan kuallitas
pembakaran.
4. Pemisahan
aromatik dari senyawa parifin atau nafta untuk meningkatkan karakter viscositas
suhu suatu minyak pelumas.
5. Pengambilan
senyawa relative murni seperti benzena, toluene dan xylene dari reformat yang
dihasilkkan secara katalistis pada industri.
6. Produksi
asam asetat anhidrat.
7. Ekstraksi
fenol dari larutan coal tar
8. Permurnian
penisilin
·
Tahap Tahap Ekstraksi
1. Mencampur
bahan ekstraksi dan pelarut dan membiarkannya saling berkontak. Dalam hal ini
terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan
ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi yang sebenarnaya,
yaitu pelarut ekstrak.
2. Memisahkan
larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi.
3. Mengisolasi
ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya dilakukan
dengan menguapkan pelarut. Dalam hal – hal tertentu, larutn ekstrak dapat
langsung diolah lebih lanjut atau diolah setelah dipekatkan.
·
Penyiapan Bahan
yang akan Diekstrak dan Pelarut
Di
dalam pemilihan solven untuk operasi ekstraksi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Selektivitas
solven
2. Kemampuan
tidak saling campur
3. Kelarutan
4. Densitas
5. Titik
didih
6. Kemudahan pemungutan kembali solven
7. Tegangan
antarmuka
8. Reaktivitas
kimia
9. Sifat
– sifat lain.
·
Macam – Macam Ekstraksi
1.
Ekstraksi
cair – cair
Ekstraksi cair – cair adalah proses ekstraksi yang dilakukan untuk memisahkan larutan (
cair) dengan pelarut atau solven yang juga berupa cairan. Prinsip metode
ekstraksi cair – cair adalah berdasarkan pada perbedaan koefisien distribusi
zat telarut dalam dua larutan yang berbeda fasa dan tidak saling campur. Bila
suatu zat terlarut terdistribusi diantara dua larutan larutan yang tidak saling
bercampur, berlaku hukum mengenai konsentrasi zat terlarut dalam kedua fase
kesetimbangan. Prinsip kerjanya adalah pemisahan berdasarkan perbedaan
kelarutan.contoh proses ekstraksi cairan adalah campuran aseton dan air
diekstraksi dengan metil isobuti keton dan masih bannyak lagi.
2.
Ekstraksi
padat - cair
Ekstraksi
padat cair adalah proses ekstraksi yang dilakukan untuk memisahkan padatan
dengan pelarut yang juga berupa cairan. Ekstraksi padat cair disebut juga pengurasan (leaching). Sebagai contoh pembuatan ester( essence) untuk bau –
bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun
teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari – hari ialah
pelarutan komponen – komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi
yang telah dibakar atau digiling.
Leaching
dibagi menjadi dua yaitu,
1. Percolation
( liquid added into solids)
Pelarut
dikontakan dengan padatan melalui proses tunak ataupun tak tunak. Metode ini
lebih banyak digunakan untuk pemisahan campuran solid – liquid dimana jumlah
padatan sangat besar dibandingkan fase liquid.
2. Dispersed
solids ( solids added into liquid)
Pada
metode ini,padatan dihancurkan terlebih dahulu menjadi pecahan kecil sebelum
dikontakan dengan pelarut. Metode ini
populer karena tingkat kemurnian hasil prosses sehingga dapat
menyeimbangi biaya operasi pemisahan yang tinggi.
D.
Destilasi
·
Pengertian destilasi
Destilasi
( penyulingan) adalah proses pemisahaan komponen dari suatu campuran yang
berupa larutan cair cair dimana karakteristik dari campuran tersebut adalah
mampu campur dan mudah menguap ( volatile), selain itu komponen komponen
tersebut mempunyai perbedaan tekanan uap dan hasil pemisahaan menjadi komponen
komponen atau keompok kelompok komponen. Karena adanya perbedaan tekanan uap,
maka dapat dikatakan pula proses penyulingan merupakan proses pemisahan
komponen komponennya berdasarkan perbedaan titik didihnya.
·
Macam – Macam Teknik Destilasi
1. Destilasi
sederhana
Destilasi
sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua
atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik
didihnya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak. Proses
ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu
hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar benar murni
karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair
dengan zat padat atau minyak.
2. Destilasi
bertingkat ( fraksionasi)
Proses
ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada
dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang
lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substans kimia
yang lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak. Contoh proses
destilasi bertingkat yaitu permurnian minyak bumi untuk memisahkan gas, bensin,
minyak tanah, dan sebagian dari minyak mentah.
3. Destilasi
uap
Destilasi
uap digunakan pada campuran senyawa – senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 2000C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa –
senyawa ini dengan suhu mendekati 1000C dalam tekanan atmosfer
dengan menggunakan uap atau air mendidih. Aplikasi dari destilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seprti minyak eucalyptus, minyak spritus
dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang
dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambahkan juga pemanasan. Uap dari
campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke dalam labu
destilat.
4. Destilasi
azeotrop
Digunakan
dalam memisahkan campuran azeotrop( campuran campuran dua atau lebih komponen
yang sulit dipisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang
dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tenaga tinggi.
5. Destilasi
vakum( destilasi tekanan rendah)
Destilasi
vakum adalah teknik pemisahan du
komponen yang titik didihnya sangat tinggi. Metode yang digunakan adalah dengan
menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya
juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendestilasinya
tidak perlu terlalu tinggi. Destilasi yang dilakukan dalam tekanan operasi ini
biasanya karena beberapa alasan yaitu.
Ø Sistem
penguapan relatif antar komponen biasanya meningkat seiring dengan menurunnya
bolling temperature.
Ø Destilasi
pada temperature rendah dilakukan ketika mengolah produk yang sensitif terhadap
variabel temperature.
Ø Proses
pemisahan dapat dilakukan terhadap komponen dengan tekanan uap yang sangat
rendah atau komponen dengan ikatan yang dapat terputus pada titik didihnya.
Ø Reboiler
dengan temperatur yang rendah yang menggunakan sumber energi dengan harga yang
lebih murah sepeti steam dengan tekanan rendah atau air panas.
6. Refluks
/ destruksi
Refluks
dialakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan
mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi – reaksi senyawa
organik adalah “ lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya
pemanasan akan menyebabkan penguapan baik perekasi maupun hasil reaksi. Karena
itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap
jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks.
7. Destilasi
kering
Prinsipnya
memanaskan material padat untuk mendapatkan untuk mendapatkan fase uap dan
cairnya. Contoh untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
·
Tahap – Tahap Destilasi
1. Keadaan
awal
Mula
– mula, pada cairan terdapat campuran Adan B, dimana karakteristikdari komponen
komponen tersebut adalah komponen A lebih mudah menguap dibandingkan komponen
B.
2. Campuran
diuapkan sebagian, uap dan cairnya dibiarkan dalam keadaan setimbang.
3. Uap
dipisahkan dari cairannya dan dikondensasi
III.
Alat dan
Bahan
A.
Alat
-Labu
Ekstraksi -Cawan
porselin
-Labu
destilasi -Neraca
Digital
-Soxhlet -Oven
-Pendingin
balik -Desikator
-Pendingin
leibig -Gelas
ukur 5ml & 25ml
-Adaptor -Termometer
-Pompa air -Wadah
-Selang
pendingin -Kaki
tiga
-Kompor
listrik -Botol
bening
-Erlemeyer -Corong
Gelas
-Gelas ukur
100ml -Statif
& cleam
B.
Bahan
-Kemiri -Pelarut -Aquades -Karet
-Gips
IV.
Rangkaian
Alat
V.
DAP(Rangkaian alat Destilasi)
VI.
Cara kerja
Pelaksanaan
Ekstraksi
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Haluskan
biji kemri
3. Timbang
massa kemiri 35 gram, bungkus kemiri dengan kertas saring dan masukan ke dalam
soxhlet.
4. Masukan
batu didih ke dalam labu ekstraksi, masukan pelarut n – heksan 150 ml
5. Merangkai
alat ekstraksi
6. Pastikan
pending lancer
7. Lakukan
ekstraksi selama 2 jam setelah mendidih
8. Setelah
2 jam rafinat dikeluarkan dan diperas
9. Timbang
rafinat terlebih dahulu, lakukan pengovenan selama 30 menit dengan temperature
suhu 80-850C
10. Dinginkkan
di desikator selama 15 menit
11. Lakukan
penimbangan rafinat
12. Hasil
ekstrak diukur dan dilakukan pemurnian dengan destilasi
Pelaksanaan Destilasi
1. Masukan
ekstrak ke dalam labu destilasi, tambahkan batu didih
2. Susun
rangkaian alat destilasi
3. Lakukan
destilasi ± 1 jam
4. Setelah
proses destilasi, pelarut n – heksan dimasukan kembali ke dalam botol bekas n –
heksan
5. Minyak
yang diperoleh diukur , masukan ke dalam cawan dan di oven selama 30 menit
dengan suhu 800C
6. Diamkan
dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang
7. Lakukan
pengovenan kembali hingga volume minyak kemiri konstan
8. Lakukan
perhitungan
Pengukuranmassa jenis minyak kemiri
1. Timbang piknometer kosong
2. Menimbang piknometer + aquades (3x)
3. Menimbang piknometer + minyak kemiri
(3x)
4. Menimbang massa jenis minyak kemiri
5. Membandingkan dengan massa jenis
minyak kemiri menurut SNI
VII.
Data Percobaan
a. Volume minyak kemiri = 12,6 ml
b. Volume pelarut
= 105 ml
c. Bau
minyak kemiri =
Sedikit bau n-heksana
Pengukuran Densitas :
|
Penimbangan
ke
|
Gelas ukur
kosong
|
Gelas ukur
+ Aquades
|
Gelas ukur
+ Minyak kemiri
|
|
I
|
21.54 gram
|
31,38 gram
|
30,68 gram
|
|
II
|
21.54 gram
|
31,50 gram
|
30, 61
gram
|
|
III
|
21.54 gram
|
31,53 gram
|
30,60 gram
|
|
Rata-rata
|
21.54 gram
|
31,47 gram
|
30,63 gram
|
Perhitungan
Kalibrasi = 
= 
=9,96
=
=
0,91 gram/ml
Randemen minyak kemiri =
x100%
=
x 100%
=
22,36 %
Indeks bias
= 14,73
Analisis ekonomi
1.
Alat
|
No
|
Nama alat
|
Harga alat
|
|
1.
|
Labu ekstraksi
|
Rp. 148.000,-
|
|
2.
|
Labu destilasi
|
Rp. 148.000,-
|
|
3.
|
Soxhlet
|
Rp. 690.000,-
|
|
4.
|
Pendingin balik
|
Rp. 295.000,-
|
|
5.
|
Pompa air
|
Rp. 435.000,-
|
|
6.
|
Selang pendingin
|
Rp. 6.500,-
|
|
7.
|
Kompor listrik
|
Rp. 235.000,-
|
|
8.
|
Statik dan klem
|
Rp. 340.000,-
|
|
9.
|
Cawan porselin
|
Rp. 14.000,-
|
|
10.
|
Neraca digital
|
Rp. 3.800.000,-
|
|
11.
|
Kertas saring
|
Rp. 10.000,-
|
|
12.
|
Tali
|
Rp. 1.000,-
|
|
13.
|
Kasa
|
Rp. 10.000,-
|
|
14.
|
Termometer
|
Rp. 20.000,-
|
|
15.
|
Oven
|
Rp. 23.500.000,-
|
|
16.
|
Desikator
|
Rp. 535.000,-
|
|
17.
|
Labu destilasi
|
Rp. 250.000,-
|
|
18.
|
Adaptor
|
Rp. 85.000,-
|
|
19.
|
Erlenmeyer
|
Rp. 54.000,-
|
|
20.
|
Gelas ukur 10 ml
|
Rp. 80.000,-
|
|
21.
|
Gelas ukur 5 ml
|
Rp. 80.000,-
|
|
22.
|
Karet gelang
|
Rp. 500,-
|
|
23.
|
Kaki tiga
|
Rp. 21.500,-
|
|
24.
|
Sendok bebek
|
Rp. 500,-
|
|
25.
|
Panci
|
Rp. 8.000,-
|
|
26.
|
Botol kaca bekas
|
Rp. 2.000,-
|
|
27.
|
Pendingin leibig
|
Rp. 280.000,-
|
|
Total Harga Barang
|
Rp. 31.103.000,-
|
|
2.
Bahan
|
No
|
Nama bahan
|
Harga bahan
|
|
1.
|
Kemiri
|
Rp. 10.000,-
|
|
2.
|
n-heksan
|
Rp. 150.000,-
|
|
3.
|
Aquades
|
Rp. 30.000,-
|
|
4.
|
gips
|
Rp. 15.000,-
|
|
Total Harga Bahan
|
Rp. 205.000,-
|
|
VIII.
Pembahasan
Dari percobaan isolasi minyak kemiri
yang telash dilakukan dapat dianalisa bahwa minyak kemiri dapat diperoleh
dengan cara mengekstraksi biji kemiri yang telah dihaluskan dengan metode
soxhlet.
Lalu setelah diekstraksi
,dilanjutkan dengan proses destilasi untuk memisahkan minyak kemiri yang
terdapat didalam pelarut.
Biji kemiri yang akan diekstrak
harus digerus dulu sampai halus karena untuk mempermudah minyak nabati yang ada
di dalam biji kemiri terekstrak oleh pelarut yang digunakan. Ini berhubungan
dengan ukuran partikel yang semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh
agar lebih mudah terekstrak. Pelarut yang digunakan yaitu n-heksana. N-heksana
digunakan sebagai pelarut karena memiliki tingkat kepolaraan yang relatif sama
dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa non polar.
Selanjutnya dilakukan proses
ekstraksi. Pada saat proses ekstraksi akan mengalami proses sirkulasi maka akan
memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh minyak yang lebih banyak.
Kemudian metode ekstraksi ini memiliki keuntungan dan kerugian. Dimana
keuntungannnya yaitu menggunakan penyari yang sedikit sebab penyari itu juga yang akan digunakan kembali
untuk mengulang percobaan ,sedangkan kerugiannya tak dapat menggunakan bahan
yang mempunyai tekstur yang keras dan pengerjaannya rumit dan agak lama,karena
harus diuapkan dievaporator untuk memperoleh ekstrak kental. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan,sampel,waktu ekstraksi,tipe
dan kuantitas pelarut dan suhu pelarut.
Setelah ekstraksi dilanjutkan dengan
proses pemisahan pelarut dari minyak dengan cara destilasi,dimana pelarutnya
akan menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih yang lebih rendah.
IX.
Kesimpulan
·
Densitas minyak
kemiri = 0,9126 gram/ml (belum
memenuhi SNI,yaitu 0,9240-0,9290)
·
Randemen
minyak kemiri = 32,8 %
·
Volume
minyak kemiri = 12,6 ml
·
Warna minyak
kuning bening
·
Bau minyak
kemiri = sedikit berbau n-heksan
X.
Daftar
pustaka
Lampiran







JOZZZ
BalasHapus